Papyrus Mesir kuno



Image


Papirus atau Papyrus (nama ilmiah: Cyperus papyrus) adalah sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno. Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal sekarang) ditemukan.
Nama/istilah PAPYRUS mengacu kepada 3 hal yaitu :
1. Tumbuh-tumbuhan air yang besar dari family gelagah
2. Suatu alat tulis yang dibuat dari sumsum yang terkandung didalamnya
3. Naskah tulisan tangan (manuskrip) yang memakai bahan tulis ini.

Kata Papyrus diturunkan dari kata "papuro" bahasa Koptik kuno (Mesir kuno). Dalam bahasa Yunani πάπυρος – papuros, adalah asal kata dari kata Inggris "paper" atau "papier" Belanda = Kertas.
Kata dalam bahasa koptik "papuro" ini bermakna "termasuk milik raja", mengisyaratkan bahwa pembuatan kertas termasuk monopoli raja pada zaman dulu.

2. Ciri-ciri fisik dan kegunaan

Jauh sebelum ada buku, surat kabar atau email , orang Mesir menggunakan papyrus untuk mencatat sejarah, menulis surat dan melukis.

secara fisik, daun pohon ini mirip rambut terjurai. Tangkainya tumbuh setinggi 3-5 meter, berbentuk segitiga secara bersilangan. Di sekeliling dasar tangkai tersebut tumbuh dedaunan berserabut pendek.

Karakter pohon papirus sangat halus, tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar, nyaman, dan berbentuk rumbai. Konon karena perubahan geografis di daerah sungai Nil dan berkembangnya pemakaian kulit binatang sebagai media untuk menulis, papirus di Mesir tidak lagi berkembang biak dengan suburnya. Penanaman menjadi sukar dan populasi papirus menurun dengan drastis. Namun demikian, sekarang papirus banyak tumbuh di tepi-tepi danau kecil dan sungai-sungai di Afrika.

Menurut Dr. Kamaluddin al-Batanuni, guru besar ekologi, tumbuhan papirus tumbuh di daerah lembab dan basah. Daun-daunnya panjang, tinggi, dan seperti kulit. Panjangnya mencapai satu setengah meter dan daun-daun tumbuhan ini banyak digunakan untuk membuat tikar.

Di wilayah jazirah Arab, pada masa Nabi Muhammad SAW, tanaman ini selain dimanfaatkan untuk tikar, juga digunakan untuk menulis Al Qur'an serta bahan obat-obatan tradisional. Sebagai bahan untuk menulis, papirus diolah sedemikian rupa hingga menyerupai kertas, lazimnya berukuran 10×20 cm hingga 10×30 cm atau bahkan lebih dari 10×50 cm. Namun, ada kepingan yang dicantumkan atau dijahit hingga menghasilkan lembar papirus yang panjangnya 12 sampai 30 meter.

3. Papyrus, Kertas



Untuk membuat kertas batangnya dikuliti. Lalu dipotong-potong dalam ukuran kira-kira 40-45 cm dan sumsumnya yang masih baru yang ada di dalamnya diiris tipis-tipis menjadi pita-pita. Pita-pita ini diletakkan berjejer berdampingan diatas papan yang keras, yang satu menindih sedikit yag lain, dan demikianlah seterusnya, tapi saling menyilang dengan sudut siku-siku; lalu kedua lapis ini disatukan seluruhnya, hanya dengan menunbuknya kuat-kuat dengan palu kayu. Sedudah tepi-tepinya dipotong bagus dan agak dihaluskan, hasilnya ialah selembar kertas yang keputih-putihan, yang bisa tahan lama, tapi bisa berubah menjadi kekuning-kuningan dalam perjalanan umurnya.

Halaman yang serat-seratnya mendatar, itulah yang biasanya yang lebih dahulu ditulisi (kecuali untuk surat-surat) dan halaman itu disebut rekto; halaman baliknya dengan serat-serat yang tegak lurus disebut verso. Lembaran-lembaran ini direkatkan pada ujungnya yang satu kepada yang lain dengan saling bertindih sedikit, untuk membuat gulungan papyrus atau kertas. Patokan panjangnya adalah 20 lembar, tapi dapat diperpendek dengan memotongnya sedikit, atau diperpanjang dengan menempelkan lagi lembaran-lembaran yang lain sesuai keperluannya. Papyrus terpanjang yang kita kenal ialah PAPYRUS HARIYS I, tahu penulisannya kira-kira 1160 sM, sekarang disimpan di British Museum, London; panjangnya hampir kira-kira 40 meter.

Lembar papyrus berbeda-beda menurut kegunaannya, ukuran terbesar lebarnya ± 47 Cm, ukuran biasa 35.5 Cm dan 42 Cm, ukuran yang lebih kecil ± 18-21 Cm. Lembaran papyrus ukuran besar dan sedang biasanya untuk surat-surat resmi, surat dagang dan rekening. Sedangkan lembaran papirus yang kecil biasanya untuk karya-karya sastra.



4. Cara menggunakan papyrus



Cara menggunakan papyrus ini diatur dengan aturan yang ketat. Karena tulisan Mesir bisanya dari kanan ke kiri, para penulis selalu memulai dari tepi kanan papyrus menuju ke kiri, mula-mula dengan baris-baris yang tegak lurus (demikian biasanya penulisannya hingga ± tahun 1800 sM), kemudian dengan baris-bais mendatar yang panjangnya sedang, dan disusun dalam 'lajur' atau 'halaman' berurut. Mengenai aksara yang dipakai, tanda-tanda baca, alat-alat tulis, naskah-naskah tangan, dst.

Papyrus sudah digunakan sejak awal sejarah Mesir (kira-kira 3000 sM) sampai kepada awal zaman Islam (abad 7 Masehi dan abad berikutnya). Gulungan-gulungan yang tertua ditemui pada zaman Dinasti 5 (± 2500 sM). Dalam jumlah besar papyrus dibuat dan dipakai di Mesir pada milenium 2 dan 1 sM untuk setiap macam tertulis, tapi papyrus tidaklah murah, sehingga baliknya dan bagian-bagian kosong dari gulungan tua sering dipakai, ditulisi lagi, atau tulisan naskah yang lama dihapus untuk memuat tulisan naskah yang baru.

Sebelum akhir milenium 2 sM, banyak papyrus diekspor ke Syria-Palestina dan tentu ke negeri-negeri lain juga. Sekitar tahun 1075 sM Zakarbaal, raja kota Biblos di Fenesia, mengutip Wenanum, utusan Mesir,mengenai pembayaran papyrus dengan kayu bangunan (yang diambil) dari gulungan risalah, yang disimpan oleh petugas yang mendahului dia, dan didalam panjar (atau; cicilan) yang dibayarkan Wenanum untuk kayu itu tercantum '500 (gulungan) papyrus yang sudah 'siap-pakai' (The Ancier Near Eastern Texts, JP Pritchard).




0 komentar

Posting Komentar
Copyright © Mella Egypt Collection .